6 Masalah Gizi Pada Anak dan Remaja

Masalah gizi menjadi permasalahan yang serius yang harus segera di tangani. Gizi menjadi hal yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak di Indonesia. Tak hanya anak-anak Indonesia yang mengalami masalah pada gizi tetapi untuk tingkat remaja juga banyak yang mengalami masalah ini.

Padahal seperti yang kita ketahui, masa remaja merupakan masa yang amat penting dalam pembentukan perilaku yang berkaitan dengan gizi dan kesehatan. Sehingga penanganan masalah gizi di Indonesia harus ditangani dengan serius. Guna memaksimalkan perkembangan anak-anak hingga remaja Indonesia.

6 Masalah Gizi Anak & Remaja Indonesia Yang Rawan Terjadi

Setidaknya ada 6 masalah gizi anak di Indonesia yang sangat rawan terjadi. Simak penjelasannya berikut ini!

  • Kurus (Wasting)

Masalah gizi pertama yang sering ditemukan pada anak-anak di Indonesia yaitu kurus atau wasting. Terutama pada keluarga miskin atau kurang mampu sering kali ditemukan anak dengan badan yang sangat kurus. Tubuh yang kurus pada anak ini umumnya karena kekurangan asupan gizi yang menopang pertumbuhan.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan di tahun 2018 sebanyak 10,19% merupakan balita kurus. Angka tersebut tentunya cukup besar, masalah kurus yang dialami oleh anak-anak ini dapat meningkatkan resiko anak mengalami berbagai penyakit seperti infeksi maupun terjadinya gangguan pada hormonal anak.

Perlu dilakukan pencegahan sehingga angka prevalensi wasting pada balita ini mengalami penurunan untuk tahun selanjutnya. Upaya pencegahan yang bisa dilakukan yaitu dengan memastikan anak-anak mengonsumsi gizi seimbang.

  • Obesitas

Tak hanya kekurangan berat badan yang menjadi masalah gizi pada anak tetapi obesitas atau kelebihan berat badan juga jadi masalah. Obesitas ini disebabkan karena anak cenderung makan makanan yang mengandung banyak penyedap serta kurang melakukan aktivitas fisik. Mulai dari anak – anak hingga remaja banyak yang mengalami obesitas ini.

Menurut Riskesdas (2013) 8 dari 100 anak di Indonesia mengalami obesitas. Upaya untuk melakukan pencegahan obesitas adalah dengan mengatur pola maka, makan banyak sayur dan buah, serta mengurangi makanan cepat saji yang berpenyedap.

Obesitas ini dapat meningkatkan resiko berbagai penyakit pada anak seperti diabetes, hipertensi, osteoporosis, dan lain sebagainya. Aktivitas fisik seperti olahraga rutin atau melakukan kegiatan rumah dapat menjadi salah satu pendukung yang juga harus dilakukan.

  • Bertumbuh Pendek (Stunting)

Anak Indonesia kebanyakan bertubuh pendek bahkan rata-rata anak di Indonesia memiliki tinggi badan di bawah standar dari WHO. Kekurangan gizi kronis pada anak dapat menyebabkan stunting.

Stunting sendiri akan menyebabkan berbagai penyakit seperti penurunan sistem kekebalan tubuh anak, gangguan metabolisme serta penurunan sistem kognitif pada anak. Bahkan stunting juga dapat menurunkan IQ pada anak sebesar 5 sampai 10 poin.

  • Anemia

Penyebab anemia pada anak yaitu karena kekurangan zat besi yang dapat berdampak buruk seperti imun tubuh yang menurun, penurunan konsentrasi, penurunan prestasi belajar anak, serta produktivitas juga ikut menurun.

Selain itu, anemia juga merupakan suatu masalah nutrisi yang terjadi pada remaja Indonesia. Hal tersebut umumnya disebabkan oleh pola makan yang tidak baik atau salah. Permasalahan gizi tersebut dapat dicegah dengan upaya mengonsumsi makanan yang tinggi akan zat besi, vitamin C, vitamin A, asam folat serta makanan yang mengandung zinc.

Selain makanan, bisa juga dengan mengonsumsi suplemen vitamin yang memiliki kandungan tersebut.

  • Kekurangan Vitamin A (KVA)

Kekurangan vitamin A juga merupakan salah satu masalah gizi pada anak meskipun masalah kekurangan vitamin A masih bisa dikendalikan tetapi dampaknya akan sangat buruk apabila sudah terjadi.

Kekurangan vitamin A pada anak ini dapat menyebabkan masalah pada penglihatan atau kesehatan mata akan terganggu. Bahkan kekurangan vitamin A pada anak ini juga dapat meningkatkan resiko infeksi dan juga campak. Tetapi tidak perlu khawatir karena Indonesia telah berupaya menanggulangi penyakit ini dengan memberikan vitamin A setiap 6 bulan sekali di puskesmas.

  • Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)

Kekurangan iodium pada anak dapat mengakibatkan kerusakan otak sehingga menyebabkan gangguan perkembangan kognitif serta motorik pada anak yang dapat mempengaruhi kinerja anak di sekolah.

Kekurangan iodium pada anak juga dapat menyebabkan penyakit gondok dan hormon tiroid yang rendah. Penanggulangan kekurangan iodium ini dilakukan dengan mengonsumsi garam yang sudah mengandung iodium minimal 30 ppm. Pastikan keluarga Anda di rumah mengonsumsi garam dengan kandungan iodium.

Penanganan masalah gizi pada anak ini harus dilakukan sedini mungkin. Edukasi untuk orang tua harus terus disampaikan pada saat pelaksanaan posyandu bulanan. Kurangnya edukasi juga bisa menjadi faktor penyebab kurangnya gizi pada anak.

Selalu berikan keluarga Anda gizi yang seimbang seperti buah dan sayur yang cukup sehingga keluarga Anda terhindar dari masalah gizi buruk. Kebiasaan hidup sehat dan pola makan juga harus diperbaiki.